Sastra dan Bahasa

Sastra dan Bahasa

Rabu, 07 September 2016

Pengertian Makna dan Referen

Judul Makalah Makna dan Referen dalam Semantik
Kata Pengantar
         Tiada kata yang dapat penulis sampaikan kecuali rasa syukur kehadirat Allah SWT hingga saat ini penulis diberikan kesempatan untuk dapat menulis sebuah karya tulis, hanya karena rahmat yang diberikan-Nya penulis dapat merangkai karya tulis ini hingga selesai. Apapun yang kami sajikan semoga selalu bermanfaat bagi para pembacanya. Pada tulisan ini, penulis dapat sampaikan adalah tentang pengertian makna, aspek-aspek makna, dan pengertian referen berdasarkan teori dari Mansoer Pateda dalam bukunya yang berjudul Semantik Leksikal.berkosentrasi dalam diskripsi makna. Sebuah kalimat tidak dapat diterima dalam bahasa sehari-hari apabila tidak mempunyai makna yang sesuai. Oleh karena itu makalah inii kami  beri judul “Makna dan Referrn dalam Semantik”.
Abstrak
Makalah ini menjelaskan tentang pengertian makna, aspek-aspek makna, dan pengertian referen berdasarkan teori dari Mansoer Pateda dalam bukunya yang berjudul Semantik Leksikal. Menurut beberapa ahli mengatakan bahwa makna adalah apa yang kita artikan atau apa yang kita maksudkan. Ujaran manusia dapat dilihat dari 4 segi, yaitu pengertian, perasaan, nada, dan maksud. Sedangkan pengertian referen menurut Anthony dalam Pateda (1986: 67) adalah kenyataan yang disegmentasikan dan merupakan fokus lambang.
Kesimpulan dari makalah Makna dan Referen adalah defenisi makna sulit untuk diberikan. Tiap ahli memberikan pengertian makna sesuai dengan bidang ilmu yang ditekuninya. Sedangkan referen sama dengan acuan. Yang memebedakan makna dengan acuan adalah tujuan dari kata atau kalimat yang dimaksudkan oleh pembicara. Makna yang disampaikan pembicara memiliki acuan yang akan dimengerti oleh lawan bicara. Referen (= acuan) dihubungkan dengan realitas atau eksistensi sesuatu.



Makna dan Referen

1. Pendahuluan
Dalam disiplin ilmu linguistik, terdapat beberapa cabang displin ilmu, di antaranya adalah fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, dan lain sebagainya. Dalam hal ini akan dibahas tentang semantik. Semantik adalah salah satu cabang ilmu linguistik yang membahas tentang makna.
Apabila ingin mengetahui secara mendalam apa yang dimaksud dengan makna, maka kita harus menelusuri melalui disiplin ilmu yang disebut dengan semantik. Beberapa ahli berpendapat bahwa bahasa adalah suatu sistem yang harus dipelajari seseorang dari orang lain yang merupakan sebagian anggota masyarakat penutur bahasa tersebut. Jadi, objek dari semantik adalah makna.
Dalam makalah ini akan dibahas mengenai makna dan referen dalam semantik. Apa yang dimaksud dengan makna, apa saja aspek-aspek makna, dan apa yang dimaksud dengan referen. Oleh karena itu, pembahasan dari makalah ini akan dibahas mengenai makna dan referen.

2. Pembahasan
2.1 Makna
Inti dari persoalan yang dibicarakan dalam bidang kajian semantik adalah makna. Britanika menjelaskan dalam buku Pateda (1986: 15) bahwa semantik adalah studi hubungan antara suatu pembeda linguistik dengan hubungan proses mental atau simbolisme dalam aktivitas bicara. Hubungan antara bahasa dan proses mental manusia dinyatakan dengan beberapa cara. Ada yang berpendapat bahwa proses mental tidak perlu dipelajari karena membingungkan. Menurut pendapat mereka, bahasa harus dipelajari secara terpisah lepas dari semantik. Pendapat yang lainnya menyatakan bahwa bahasa merupakan hal yang prinsipil di dalam kehidupan manusia. Bahasa adalah suatu sistem yang harus dipelajari seseorang dari orang lain yang merupakan sebagian anggota masyarakat penutur bahasa tersebut.
Dari penjelasan beberapa pendapat tersebut didapat kesimpulan bahwa objek dari semantik adalah makna. Karena hal tersebut semantik disebut dengan teori makna.
Dalam buku Pateda (1986: 45), Poewardaminta mengatakan bahwa makna merupakan arti atau maksud. Sedangkan menurut Hornby makna adalah apa yang kita artikan atau apa yang kita maksud. Pendapat lain yang menyimpulkan pengertian makna adalah Ogden dan Richards. Mereka menyimpulkan makna adalah suatu perbendaharaan yang intrinsik, hubungan dengan benda-benda yang lain yang unik, yang tak dapat dianalisis, dan lain sebagainya.
Dari berbagai pengertian makna di atas, dapat disimpulkan bahwa sulit untuk mendefinisikan makna. Tiap ahli memberikan defenisi makna berdasarkan bidang ilmu yang ditekuninya. Hal ini disebabkan oleh leksem atau kalimat yang mengandung makna adalah milik pemakai bahasa. Karena pemakai bahasa bersifat dinamis, yang kadang-kadang memperluas makna sesuatu leksem ketika ia berkomunikasi, maka makna suatu leksem dapat saja berubah-ubah. (Pateda, 1986: 47).
2.2 Aspek Makna
Ujaran manusia dapat dilihat dari 4 segi, yaitu:
a. Pengertian
Menurut lyons (Pateda, 1986: 50), pengertian adalah sistem hubungan-hubungan yang berbeda dengan kata lain di dalam pembendaharaan kata.
b. Perasaan
Makna berhubungan dengan perasaan, baik yang berhubungan dengan dorongan, maupun penilaian. Contohnya /saya akan pergi/ menunjuk pada makna dorongan, sedangkan /engkau malas/ menunjuk pada makna penilaian.
c. Nada
Makna nada adalah sikap pembicara kepada kawan bicara.
d. Maksud
Aspek makna maksud adalah senang atau tidak senang, efek usaha yang dilaksanakan.

2.3 Referen
Menurut Anthony dalam buku Pateda (1986: 67), referen adalah kenyataan yang disegmentasikan dan merupakan fokus lambang. Referen (= acuan) menunjuk kepada hubungan antara elemen-elemen linguistik berupa leksem, kalimat dan pengalaman. Acuan merupakan hal yang mendasar di dalam semantik.
Pengertian yang ada pada pembicara dan lawan bicara mengacu pada sesuatu. Contohnya jika pembicara mengatakan /meja/, maka lawan bicara akan mengerti bahwa /meja/ yang dikatakan pembicara mengacu kepada benda yang disebut dengan kursi.

2.4 Perbedaan Makna dan Referen
Pengertian referen atau acuan tidak selalu tetap. Terkadang acuan dihubungkan dengan realitas atau eksistensi sesuatu. Perbedaan antara makna dan referen dapat diperhatikan dalam kehidupan sehari-hari. Sering kita mendengar /siput/, /hei siput, jalanlah lebih cepat/. Saat mendengar /siput/, kita mengetahui acuannya adalah hewan siput. Sedangkan /hei siput, jalanlah lebih cepat/, juga terdapat kata /siput/, namun acuannya adalah manusia. Kita berhadapan dengan acuan yang dipindahkan. Acuan yang dipindahkan hanyalah sifat dari manusia yang diajak bicara karena siput identik dengan jalan pelan. Semua itu mengacu kepada sesuatu yang diinginkan manusia.

3. Penutup
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa makna adalah arti atau maksud. Namun, ada beberapa para ahli memberikan pendapat yang berbeda.oleh karena itu, pengertian makna disesuaikan dengan bidangnya masing-masing. Selain makna, dalam semantik kita juga mengenal istilah referen yang artinya adalah acuan. Perbedaan antara makna dan acuan tergantung pada kepada acuannya.
DAFTAR PUSTAKA
Pateda, Mansoer. 1986. Semantik Leksikal. Flores: Nusa Indah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar