Sastra dan Bahasa

Sastra dan Bahasa

Sabtu, 10 Februari 2018

pengertian sosiolinguistik menurut para ahli


Assalamualaikum Sahabat Bahasa!

hakikat sosiolinguistik menurut para ahli

pengertian sosiolinguistik 
  Sosio adalah masyarakat, dan linguistik adalah kajian bahasa. Jadi sosiolinguistik adalah kajian tentang bahasa yang dikaitkam dengan kondisi kemasyarakatan [dipelajari oleh ilmu-ilmu sosial khususnya sosiologi]. Istilah sosiolinguistik muncul pada tahun 1952, dalam karya Haver C. Currie yang menyarankan perlu adanya penelitian dengan hubungan antara perilaku ujaran dengan status social . Fishman sendiri dalam bukunya yang terbit tahun 1970, menggunakan nama sosiolinguistics , tapi pada tahun 1972 menggunakan nama sociology of language. Haliday seorang linguis Inggris, yang banyakmemperhatikan segi kemasyarakatan bahasa , dalam bukunya The Linguistics Science and Language Teacing, yang menggunakan istilah institutional, lintics Sciense and Language Teaching.
            Menurut KBBI Daring, sosiolinguistik adalah ilmu tentang bahasa yang digunakan di dalam interaksi sosial; cabang linguistik tentang hubungan dan saling pengaruh antara perilaku bahasa dan perilaku sosial.
(http://pusatbahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/index.php)
            Ferdinaen Saragih (2008) dalam http: //sigodang. blogspot. Com /2008/10/ pengertian-sosiolinguistik-selengkapnya.html) menyebutkan pengertian sosiolinguistik yaitu cabang linguistik yang mengkaji hubungan antara bahasa dan masyarakat penuturnya.
Selain itu, terdapat juga beberapa pengertian linguistik lainnya menurut beberapa ahli linguistik:
1. Abdul Chaer (2004:2) berpendapat bahwa intinya sosiologi itu adalah kajian yang objektif mengenai manusia di dalam masyarakat, mengenai lembaga-lembaga, dan proses sosial yang ada di dalam masyarakat, sedangkan pengertian linguistik adalah bidang ilmu yang mempelajari bahasa atau bidang ilmu yang mengambil bahasa sebagai objek kajiannya. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa sosiolinguistik adalah bidang ilmu antardisiplin yang mempelajari bahasa dalam kaitannya dengan penggunaan bahasa itu di dalam masyarakat.
2. Sumarsono (2007:2) mendefinisikan sosiolinguistik sebagai linguistik institusional yang berkaitan dengan pertautan bahasa dengan orang-orang yang memakai bahasa itu.
3. Rafiek (2005:1) mendefinisikan sosiolinguistik sebagai studi bahasa dalam pelaksanaannya itu bermaksud/bertujuan untuk mempelajari bagaimana konvensi-konvensi tentang relasi penggunaan bahasa untuk aspek-aspek lain tentang perilaku sosial.
4. Booiji (Rafiek, 2005:2) mendefinisikan sosiolinguistik sebagai cabang linguistik yang mempelajari faktor-faktor sosial yang berperan dalam pemakaian bahasa dan yang berperan dalam pergaulan.
5. Wijana (2006:7) berpendapat bahwa sosiolinguistik merupakan cabang linguistik yang memandang atau menempatkan kedudukan bahasa dalam hubungannya dengan pemakai bahasa itu di dalam masyarakat. Pendapat tersebut pada intinya berpegang pada satu kenyalaan bahwa dalam kehidupan bermasyarakat manusia tidak lagi sebagai individu, akan tetapi sebagai masyarakat sosial.
6. Fishman, Ia memberikan definisi sosiolinguistik sebagai the study of the characteristics of language varities, the characteristics of their functions, and the characteristics of their speakers as these three constantly interact, change, and change one another within a speech community.
7. Nababan, mengatakan bahwa sosiolinguistik merupakan pengkajian bahasa dengan dimensi kemasyarakatan.
8. Wikipedia, sosiolinguistik adalah kajian interdisipliner yang mempelajari pengaruh budaya terhadap cara suatu bahasa digunakan. Dalam hal ini bahasa berhubungan erat dengan masyarakat suatu wilayah sebagai subyek atau pelaku berbahasa sebagai alat komunikasi dan interaksi antara kelompok yang satu dengan yang lain.
9. Fasold (1993: ix) mengemukakan bahwa inti sosiolinguistik tergantung dari dua kenyataan. Pertama, bahasa bervariasi yang menyangkut pilihan bahasa-bahasa bagi para pemakai bahasa. Kedua, bahasa digunakan sebagai alat untuk menyampaikan informasi dan pikiran-pikiran dari seseorang kepada orang lain.
Zakii (2008) dalam http://sastrainggris.2forum.biz/t84-pengertian-sosiolinguistik.
Beberapa pengetrian sosiolinguistik yang lain yaitu
1. Sociolinguistiek is de studie van tall en taalgebruik in de context van maatschapij en kultuur. Sosiolimguistik adalah kajian mengenai bahasa dan pemakaiannya dalam konteks sosial dan kebudayaan. (Rene appel, Gerad Hubert, Greus Meijer, 1976:10).
2. Sociolinguistiek is subdisiplin van de taalkunde , die bestudert welke social faktoren een rol nspelen in het taalgebruik er welke taal spelt in het social verkeer. Sosiolinguistik adalah subdisiplin ilmu bahasa yang mempelajari faktor-faktor sosial yang berperan dalam penggunaan bahasa dan pergaulan sosial. (G.E. Booij, J.G. Kersten, dan H.J Verkuyl, 1975:139).
3. Sosiolinguistcs is the study of language operation, it’s purposeis to investigatehow the convention of the language use relate to other aspects of social behavior. (Sosiolinguistik adalah kajian bahasa dalam penggunaannya, dengan tujuan untuk meneliti bagaimana konveksi pemakaian bahasa berhubungan dengan aspek-aspek lain dari timgkah laku sosial.) (C.Criper dan H.G.Widdowson dalam J.P.B Allen dan S.Piet Corder, 1975:156).
4. Sosiolinguistics is a developing subfield of linguistics which takes speech variation as it’s focus, viewing variation or it social context. Sociolinguistics is concerned with the correlation between such social factors and linguistics variation. (Sosiolinguistik adalah pengembangan subbidang yang memfokuskan penelitian pada variasi ujaran, serta mengkajinya dalam suatu konteks sosial. Sosiolinguistik meneliti korelasi antara faktor-faktor sosial itu dengan variasi bahasa.) (Nancy Parrot Hickerson, 1980:81).

Kali ini, posting-an yang saya tulisan adalah pengertian sosiolinguistik menurut para pakar.

a. Kridalaksana (1978: 94)
Sosiolinguistik lazim didefinisiksn sebagai ilmu yang mempelajari ciri dan berbagai variasi bahasa di dalam masyarakat bahasa.

b. Nababan (1984: 82)
Perngkajian bahasa dengan dimensi kemasyarakatan.

c. Fishman (1972)
Sosiolinguistics is the study of the caracteristics of language varieties, the carakteristics of their functions,and the characteristics of their speakers as these three constlantly interact, change and change one another within a speech community.
Artinya, sosiolinguistik adalah kajian tentang ciri khas variasi bahasa, fungsi–fungsi variasi bahasa, dan pemakai bahasa karena ketiga unsur ini selalu berinteraksi, berubah, dan saling mengubah satu sama lain dalam satu masyarakat.


d. Appel, dkk. (1976: 10)
Sociolinguistyiek is de studie van tall en taalgebruik in de context van maatschapij en kultuur.
Artinya, sosiolinguistik adalah kajian mengenai bahasa dan pemakaiannya dalam konteks sosial dan kebudayaan.

e. G, E. Booij, J. G. Kersten, dan H. J Verkuyl (1975: 139)
Sociolinguistiek is subdisiplin van de taalkunde , die bestudert welke social faktoren een rol nspelen in het taalgebruik er welke taal spelt in het social verkeer.
Artinya, sosiolinguistik adalah subdisiplin ilmu bahasa yang mempelajari faktor-faktor sosial yang berperan dalam penggunaan bahasa dan pergaulan sosial.

 f. C.Criper dan H.G.Widdowson dalam J.P.B Allen dan S.Piet Corder (1975: 156)
Sosiolinguistcs is the study of language operation, it’s purposeis to investigatehow the convention of the language use relate to other aspects of social behavior. 
Artinya, sosiolinguistik adalah kajian bahasa dalam penggunaannya, dengan tujuan untuk meneliti bagaimana konvevsi pemakaian bahasa berhubungan dengan aspek-aspek laindari timgkah laku sosial.

g. Nancy Parrot Hickerson (1980: 81)
Sosiolinguistics is a developing subfield of linguistics which takes speech variation as it’s focus, viewing variation or it social context.
Sociolinguistics is concerned with the correlation between such social factors and linguistics variation. 
Artinya dalam Bahasa Indonesia: sosiolinguistik adalah pengembangan subbidang yang memfokuskan penelitian pada variasi ujaran, serta mengkajinya dalam suatu konteks sosial.
Sosiolinguistik meneliti korelasi antara faktor-faktor social itu dengan variasi bahasa.

Materi Abreviasi: Makalah pengertian ruang lingkup Abreviasi

ABREVIASI

BAB I
PENDAHULUAN

A. Perumusan dan Pembatasan Masalah
            Proses morfologis adalah cara pembentukan kata-kata dengan menghubungkan morfem yang satu dengan morfem yang lain. Dengan kata laian, proses morfologis adalah proses penggabungan morfem-morfem menjadi kata (Samsuri, 1982).
            Secara teoritis, proses morfologis dibedakan menjadi dua macam, yitu proses morfologis menurut teoti konvensional dan proses morfologis menurut teori nonkonvensional. Menurut teori konvensional, proses morfologis itu bercirikan adanya perubahan bentuk (struktur), perubahan makna, dan (kadang-kadang) perubahan jenis(kategori). Sedangkan menurut teori nonkonvensional, proses morfologis itu bercirikan adanya perubahan bentuk, makna, kategori, dan status dasarnya( yaitu dari leksem berubah menjadi kata).
            Menurut Harimurti Kridalaksana (1989), menyebutkan enam proses morfologis, yaitu:
1.      derivasi zero
2.      afiksasi
3.      reduplikasi
4.      abreviasi (pemendekan)
5.      omposisi (perpaduan)
6.      derivasi balik

B. Tujuan Penulisan Makalah
            Dalam membuat makalah ini, penulis memiliki beberapa tujuan yang disesuaikan dengan kebutuhan penulis. Pada mulanya penulis hanya bertujuan membuat makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas dari dosen mata kuliah Morfologi. Akan tetapi, ketika penulis mulai menyususn dan mengumpulkan bahan untuk membuat makalah ini, akhirnya penulis menyadari bahwa tujuan penulisan makalah ini lebih diutamakan pada penambahan wawasan bagi penulis sendiri mengenai abreviasi sebagai salah satu proses morfologis.
BAB II
ABREVIASI

1. Pengertian Abreviasi

            Menurut teori nonkonvensional, abreviasi merupakan salah satu proses morfologis. Abreviasi adalah proses pemenggalan satu atau beberapa bagian leksem atau kombinasi leksem sehingga terjadilah bentuk baru yang berstatus kata. Istilah lain untuk abreviasi adalah pemendekan, sedangkan hasil prosesnya disebut kependekan.
            Dalam proses ini, leksem atau gabungan leksem menjadi kata kompleks atau akronim atau singkatan dengan pelbagai abreviasi, yaitu dengan pemenggalan, kontraksi, akronimi, dan penyingkatan.

2. Jenis-jenis Kependekan

            Bentuk-bentuk kependekan muncul akibat terdesak oleh kebutuhan untuk berbahasa secara praktis dan cepat. Di antara bentuk-bentuk kependekan tersebut terdapat bentuk-bentuk berikut:
a.       Singkatan
Singkatan yaitu salah satu hasil proses pemendekan yang berupa huruf atau gabungan huruf, baik yang dieja huruf demi huruf maupun yang tidak, misalnya: FSUI (Fakultas Sastra Universitas Indonesia), KKN (Kuliah Kerja Nyata), DPR (Dewan Perwakilan Rakyat).
b.      Penggalan
Penggalan yaitu proses pemendekan yang mengekalkan salah satu bagian dari leksem, seperti Prof (Profesor), Kol (Kolonel), Pak (Bapak).
c.       Akronim
Akronim yaitu proses pemendekan yang menggabungkan huruf atau suku kata atau bagian lain yang ditulis dan dilafalkan sebagai sebuah kata yang sedikit banyak memenuhi kaidah fonotaktik bahasa Indonesia seperti SIM (Surat Izin Mengemudi), IKIP (Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan), LAN (Lembaga Administrasi Negara).
d.      Kontraksi
Kontarksi yaitu proses pemendekan yang meringkaskan leksem dasar atau gabungan leksem seperti takkan (tidak akan), rudal (peluru Kendal), sendratari (seni drama tari).
e.       Lambang huruf
Lambang huruf yaitu proses pemendekan yang menghasilkan satu huruf atau lebih yang menggambarkan konsep dasar kuantitas, satuan atau unsur, seperti cm (centimeter), kg (kilo gram), Au (Aurum).

3. Klasifikasi Bentuk-bentuk Kependekan

a. Singkatan
         Bentuk singkatan terjadi karena proses-proses berikut:
1.      penggalan huruf pertama tiap komponen. Misalnya: H = Haji, AA = Asia-Afrika, RS = Rumah Sakit.
2.      pengekalan huruf pertama dengan pelesapan konjungsi, preposisi, reduplikasi, dan artikulasi kata. Misalnya: IKIP = Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
3.      pengulangan huruf pertama dengan bilangan bila berulang. Misalnya 3D = Dilihat, Diraba, Diterawang.
4.      pengekalan dua huruf pertama dari kata. Misalnya: Ny = nyonya, Wa = Wakil.
5.      pengekalan tiga huruf pertama dari sebuah kata. Misalnya: Okt = Oktober.
6.      pengekalan empat huruf pertama dari suatu kata. Misalnya: sekr = sekretaris, Sept = September.
7.      pengekalan huruf pertama dan huruf terakhir kata. Misalnya: Ir = Insinyur.
8.      pengekalan huruf pertama dan huruf ketiga. Misalnya: Gn = Gunung.
9.      pengekalan huruf pertama dan terakhir dari suku kata pertama dan huruf pertama dari suku kata kedua. Misalnya: Kpt = Kapten.
10.  pengekalan huruf pertama kata pertama dan huruf pertama kata kedua dari gabungan kata. Misalnya: VW = Volkswagen.
11.  pengekalan dua huruf pertama dari kata pertama dan huruf pertama kata kedua dalam suatu gabungan kata. Misalnya Swt = Swatantra.
12.  pengekalan huruf pertama suku kata pertama dan huruf pertama dan terakhir suku kata kedua dari suatu kata. Misalnya: Bdg = Bandung, tgl = tanggal.
13.  pengekalan huruf pertama dari tiap suku kata. Misalnya: hlm = halaman.
14.  pengekalan huruf pertama dan huruf keempat dari suatu kata. Misalnya:DO = depot.
15.  pengekalan huruf yang tidak beraturan. Misalnya: Kam = keamanan.

b. Akronim dan Kontraksi
         Akronim dan kontraksi sukar dibedakan, sering tumpang tindih. Sebagai pegangan dapat ditentukan bahwa bila seluruh kependekan itu dilafalkan sebagai kata wajar, kependekan itu merupakan akronim.
         Akronim dapat terjadi karena proses-proses berikut:
1.      akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata ditulis seluruhnya dengan huruf kapital. Misalnya: ABRI=Angkatan Bersenjata Rpublik Indonesia.
2.      akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal huruf kapital. Misalnya: Akabri= Akademi angkatan bersenjata Republik Indonesia.
3.      akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf, suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata seluruhnya ditulis dengan huruf kecil. Misalnya: pemilu= pemilihan umum.


Catatan:
Jika dianggap perlu membentuk akronim, hendaknya diperhatikan jumlah suku kata akronim jangan melebihi jumlah suku kata yang lazim pada kata Indonesia. Dan akronim dibentuk dengan mngindahkan keserasian kombinasi vocal dan konsonan yang sesuai dengan pola kata Indonesia yang lazim.
Secara garis besar, kontraksi mempunyai subklasifikasi sebagai berikut:
1.      pengekalan suku pertama dari tiap komponen. Misalnya: Orba=orde baru.
2.      pengekalan suku pertama komponen pertama dan pengekalan kata seutuhnya. Misalnya: angair=angkutan air.
3.      pengekalan suku kata terakhir dari tiap komponen. Misalnya: Gatrik=tenaga listrik.
4.      pengekalan suku pertama dari komponen pertama dan kedua serta huruf pertama dari komponen selanjutnya. Misalnya: Gapeni= Gabungan Pengusaha Apotek Nasional Indonesia.
5.      pengekalan suku pertama tiap komponen dengan pelesapan konjungsi. Misalnya: Anpuda= Andalan Pusat dan Daerah.
6.      pengekalan huruf pertama tiap komponen. Misalnya: KONI=Komite Olahraga Nasional Indonesia (bertumpang tindih dengan singkatan).
7.      pengekalan huruf pertama tiap komponen frasa dan pengekalan dua huruf pertama komponen terakhir. Misalnya: Aika= Arsitek Insinyur Karya.
8.      Pengekalan dua huruf pertama tiap komponen.Misalnya: Unud= Universitas Udayana.
9.      pengekalan tiga huruf pertama tiap komponen. Misalnya: Puslat=Pusat latihan.
10.  pengekalan dua huruf pertama komponen pertama dan tiga huruf pertama komponen kedua disertai pelesapan konjungsi. Misalnya: abnon=abang dan none.
11.  pengekalan dua huruf pertama komponen pertama dan ketiga serta pengekalan huruf pertama komponen kedua. Misalnya: Nekolim= Neokolonialisme, Kolonialisme, imperialis.
12.  pengekalan huruf pertama komponen pertama dan ketiga serta pengekalan huruf pertama komponen kedua. Misalnya: Nasakom=Nasional, Agama, Komunis.
13.  pengekalan tiga huruf pertama tiap komponen serta pelesapan konjungsi. Misalnya: Falsos=falsafah dan sosial.
14.  pengekalan dua huruf pertama komponen pertama dan tiga huruf pertama komponen kedua. Misalnya: Jabar=Jawa Barat.
15.  pengekalan empat huruf pertama tiap komponen disertai pelesapan konjungsi. Misalnya:  Agitrop= agitasi dan propaganda.
16.  pengekalan berbagai huruf dan suku kata yang sukar dirumuskan. Misalnya: Akaba= Akademi Perbankan.

c. Penggalan
1.      penggalan suku pertama dari suatu kata. Misalnya: Dok= Dokter.
2.      pengekalan suku terakhir suatu kata. Misalnya: Pak=bapak.
3.      pengekalan tiga huruf pertama dari suatu kata. Misalnya: Dep= Departemen.
4.      pengekalan empat huruf pertama dari suatu kata. Misalnya: Prof= Profesor.
5.      pengekalan kata terakhir dari suatu frasa. Misalnya: ekspres=kereta api ekspres.
6.      pelesapan sebagian kata. Misalnya: bahwa sesungguhnya = bahwasanya.

d. Lambang huruf
         lambang huruf dapat diklasifikasikan menjadi:
1. lambang huruf yang menandai bahan kimia atau bahan lain.
a.       Pengekalan huruf pertama dari kata. Misalnya: N= Nitrogen.
b.      Pengekalan dua huruf pertama dari kata. Misalnya: Na=natrium.
c.       Pengekalan huruf dan bilangan yang menyatakan rumus bahan kimia. Misalnya: H2O = hydrogen dioksida.
d.      Pengekalan huruf pertama dan ketiga. Misalnya: Mg = magnesium.
e.       Pengekalan gabungan lambang huruf. Misalnya: Na Cl = Natrium Klorida.

2. lambang huruf yang menandai ukuran.
a.      Pengekalan huruf pertama. Misalnya: g = gram.
b.      Pengekalan huruf pertama dari komponen gabungan. Misalnya: km = kilometer.
c.       Pengekalan huruf pertama dan terakhir dari komponen pertama dan huruf pertama komponen kedua. Misalnya: dam= decameter.
d.      Pengekalan huruf pertama, ketiga, dan keempat. Msalnya: yrd= yard.

3. lambang huruf yang menyatakan bilangan.
Huruf-huruf yang digunakan sebagai lambang bilangan adalah I=1, V=5,X=10, L=50.

4. lambang huruf yang menandai kota/Negara/alat angkutan.
a.       Pengekalan dua huruf pertama ditambah satu huruf pembeda. Misalnya: SIN= Singapura, DJB=Jambi.
b.      Pengekalan tiga huruf konsonan. Misalnya: JKT= Jakarta.
c.       Lambang huruf yang menandai nomor mobil. Misalnya: A= Banten, E = Cirebon.

5. lambang huruf yang menyatakan uang.
Lambang huruf yang digunakan untuk menandai uang, antara lain: Rp = rupiah, $= Dolar, Fr= Frenc.

6. lambang huruf yang dipakai dalam berita kawat.
Lambang huruf yang dipergunakan dalam berita kawat, antara lain: HRP= harap, DTG= datang, SGR= Segera.

4. Afiksasi terhadap Kependekan
            Setelah mengalami leksikalisasi, kependekan dapat mengalami gramatikalisasi berupa proses afiksasi. Contoh:

Afiks:
Bentuk kependekan:
Hasil:
Makna:
di-
tilang
ditilang
kena
di-kan
dubes
didubeskan
jadi

inpres
diinpreskan


KB
di-KB-kan


mahmilub
dimahmilubkan


TV
di-TV-kan

me-kan
ormas
mengormaskan


mahmilub
memahmilubkan

ber-
parpol
berparpol
mempunyai


5. Reduplikasi atas Kependekan
            Beberapa bentuk kependekan dapat direduplikasikan, seperti ormas-ormas, SD-SD, Kanwil-Kanwil.

6. Penggabungan atas Kependekan

            Penggabungan bentuk-bentuk kependekan dapat terjadi antara dua bentuk kependekan atau lebih. Penggabungan beberapa kependekan tidak hanya membentuk kata atau frasa,  melainkan juga dapat membentuk kalimat. Misalnya:
·         Singkatan + singkatan : RT RW
·         Akronim + singkatan : HUT RI
·         Penggalan + penggalan : Kabag Kalab
·         Akronim + akronim : BAPEDA JABAR
·         Singkatan penggalan + akronim = Ttg. RUU Ormas (kalimat)

7. Pelesapan atas kependekan
            Ada beberapa proses pelesapan yang dapat terjadi pada kependekan, antara lain:
a.       Pelesapan huruf: Lurgi = luar negeri, klompen = kelompok pendengar.
b.      Pelesapan suku kata: Gatra = Gabungan Tentara, Gestok = gerakan satu oktober.
c.       Pelesapan kata: Gabis = Gabungan pengusaha bioskop.
d.      Pelesapan afiks: KOTI = Komando operasi tertinggi.
e.       Pelesapan konjungsi, preposisi, partikel, atau reduplikasi: porakh = pecan olahraga Kesenian dan Hiburan, DGI = Dewan gereja-geraja di Indonesia.

8. Penyingkiran atas Kependekan
            Proses penyingkatan dapat terjadi dalam kependekan sehingga ada penyingkatan dalam singkatan. Misalnya: AMD = ABRI masuk desa.

















BAB III

PENUTUP


1. Kesimpulan
            Abreviasi adalah salah satu proses morfologis menurut teori nonkonvensional. Dalam proses ini leksem atau gabungan leksem menjadi kata kompleks atau akronim atau singkatan dengan pelbagai abreviasi, yaitu dengan pemenggalan kontraksi, akronimi, dan penyingkatan. Misalnya, abreviasi professor menjadi prof, bapak menjadi pak. Pemenggalan: peluru kendali menjadi rudal. Kontraksi: tidak akan menjadi takkan. Akronim: Angkatan Bersenjata Republik Indonesia menjadi ABRI. Singkatan: Tentara Nasional Insonesia menjadi TNI.


2. Kritik dan Saran
            Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak yang telah mempelajari makalah ini, agar kelak di kemudian hari penulis dapat lebih baik lagi dan kesalahan-kesalahan dalam penulisan makalah insya Alloh tidak akan terulang lagi.













DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. 2001. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang DisempurnakanBandung: Yrama Widya.

Kridalaksana, Harimukti. 1989. Pembentukan Kata dalam Bahasa IndonesiaJakarta: PT Gramedia.

Maryam, Siti. 2006. Diktat: Morfologi Bahasa Indonesia. Cianjur: FKIP Universitas Suryakancana.

Prawirasumantri, Abud. 2006. Morfologi Bahasa Indonesia. Cianjur: FKIP Universitas Suryakancana.

Samsuri. 1982. Analisis Bahasa: Memahami Bahasa secara IlmiahJakarta: Erlangga. 

Rabu, 13 Desember 2017

DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF KEBIJAKAN PARIWISATA TERHADAP ALAM, BUDAYA, SOSIAL PENDIDIKAN, EKONOMI MASYARAKAT Kebijakan Pariwisata dan Dampaknya

DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF KEBIJAKAN PARIWISATA TERHADAP ALAM, BUDAYA, SOSIAL PENDIDIKAN, EKONOMI MASYARAKAT

Kebijakan  Pariwisata dan Dampaknya

Tugas ini untuk memenuhi Matakuliah Manajemen Pariwisata



Atikah Hidayati
1410721006




Jurusan Sastra Indonesia
Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Andalas
Padang
2017
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Kepariwisataan suatu negara atau tempat, tidak akan berkembang apabila tidak didukung oleh pemerintah setempat. Ketika wisata alam air terjun Lembah Anai dengan airnya yang jernih pemandangannya yang indah dianugerahkan oleh Tuhan, apabila akses transportasi menuju kesana tidak ada maka wisata itu akan sedikit pengunjung atau tidak berkembang. Namun apabila transportasi, pengeinapan, tempat makan, tempat beribadah disediakan dengan baik, tentu saja sektor pariwisata Air Terjun Lembah Anai semakin meningkat yang akan berdampak kepada perekonomian, pendidikan, sosial dan politik masyarakat lokal yang tinggal dekat dengan tempat wisata Lembah Anai. Begitulah sedikit contoh pentinganya kebijakan dalam pengelolaan pariwisata.
Perkembangan kawasan pariwisata  tidak akan tumbuh begitu saja tanpa ada suatu usaha. Karena itulah maka ketersedian sarana dan prasarana sangat dibutuhkan untuk pengembangan sektor kepariwisataan dan agar dapat menjadi salah satu sektor andalan. Namun,  Kualitas lingkungan merupakan bagian penting dari industri wisata. Bagi pengembang dan penyelenggara kegiatan wisata, kualitas lingkungan harus mendapatkan perhatian utama. Wisata adalah industri yang terkait dengan tujuan wisata dengan karakter-karakter keindahan, keseimbangan, natural, kesehatan, dan kualitas lingkungan yang terjamin. Saat ini, kata “lingkungan” sering muncul sebagai salah satu kunci sukses pengembangan wisata. Dalam pandangan yang terbatas, terminologi lingkungan banyak mengacu kepada fisik alamiah. Misalnya, bentuk alam dan wisata fisik buatan manusia, seperti pos-pos pengamatan, kolam renang buatan, atau bangunan-bangunan penunjang aktifitas wisata lainnya. Faktor sosial dan budaya dipertimbangkan sebagai suatu hal penting dalam industri wisata. Kualitas lingkungan meliputi kualitas pemandangan alamiah bisa menjadi penentu menurun tidaknya aktifitas manusia. Keindahan dan kenyamanan daerah tujuan wisata, seperti keindahan pemandangan alam, sturuktur  alamiah seperti air terjun dan sungai, air bersih, udara segar, dan keanekaragaman spesies, kuailitasnya bisa memburuk karena aktifitas manusia (pengunjung). Menurut hukum permintaan wisata, kualitas lingkungan merupakan bagian penting dari suguhan-suguhan alamiah. Dengan demikian, pemeliharaan terhadap kualitas lingkungan menjadi syarat wajib bagi daya tahan terhadap kompetisi pemilihan tujuan wisata oleh wisatawan. Jika kualitas suatu daerah tujuan wisata menurun, maka lama kelamaan tempat itu akan diabaikan pengunjung.

2.2 Permasalahan
1. Bagaimana kebijakan pemerintah terhadap kepariwisataan Indonesia saat ini?
2. Apa saja dampak positif dan negatif yang timbul dari kebijakan pariwisata terhadap alam, budaya, sosial dan pendidikan, ekonomi masyarakat?
2.3 Tujuan
1. Mengetahui apa saja kebijakan pemerintah terhadap kepariwisataan saat ini?
2. Mengetahui dampak positif dan negatif yang timbul dari kebijakan pariwisata terhadap alam, budaya, sosial dan pendidikan, ekonomi masyarakat?
2.4 Metode
Metode penulisan yang dipakai dalam makalah ini adalah metode kepustakaan, melakukan review terhadap beberapa jurnal dan referensi terkait mengenai topik yang akan dibahas. Sehingga, dapat ditarik suatu kesimpulan dan hasil dari analisis yang telah dilakukan. Metode analisis yang dipakai adalah metode analisis deskriptif. Pendekatan yang dipakai adalah pendekatan kualitatif.
BAB II
Pembahasan
1. Kebijakan Kepariwisataan Indonesia
Sesuai dengan undang-undang NO. 9 Bab I pasal 1 berbunyi :
“Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan penyelenggaraan pariwisata, artinya semua kegiatan dan urusan yang ada kaitannya dengan perencanaan, pengawasan pariwisata, baik yang dilakukan oleh pemerintah maupun pihak swasta serta masyarakat. (UU No. 9. tahun 1990)”. Bab I. pasal 1).
“Dari batasan tersebut diatas tampak bahwa prinsip kepariwisataan dapat mencakupi semua macam perjalanan, asal saja perjalanan tersebut dengan bertamasya dan rekreasi. Dalam hal ini diberikan suatu garis pemisah yang menyatakan bahwa perjalanan tersebut tidak bermaksud untuk memangku suatu jabatan disuatu tempat atau daerah tertentu sebab perjalanan terakhir ini dapat digolongkan kedalam perjalanan bukan untuk tujuan pertamasyaan atau pariwisata. Artinya semua urusan dan kegiatan ada kaitannya dengan perencanaan, pengaturan, pelaksanaan, pengawasan pariwisata baik yang dilakukan oleh pemerintah, pihak swasta, dan masyarakat disebut Kepariwisataan”.
Suatu langkah kebijakan yang diputuskan pemerintah sangat berpengaruh terhadap dampak kedepan pariwisata suatu daerah, setiap daerah memiliki keputusan yang berbeda-beda dalam membenahi tempat wisatanya. Peran pemerintah yang sangat penting terutama dalam melindungi wisatawan dan memperkaya atau mempertinggi pengalaman perjalanannya. Peran atau peraturan – peraturan yang penting yang harus dibuat penerintah untuk kepentingan tersebut adalah:
1. Peraturan perlindungan wisatawan terutama bagi biro perjalanan wisata yang mengharuskan wisatawan untuk membayar uang muka ( deposit payment ) sebagai jaminan pemesanan jasa seperti akomodasi,tour dan lain-lain
2. Peraturan keamanan kebakaran yang mencakup pengaturan dengan jumlah minimal lampu yang ada dimasing-masing lantai hotel dan alat pendukung keamanan lainnya
3. Peraturan keamanan makan dan kesehatan yang mengatur mengenai standar kesehatan makanan yang disuguhkan kepada wisatawan
4. Peraturan standar kompetensi pekerja-pekerja yang membutuhkan pengetahuan dan keahlian khusus seperti pilot, sopir dan nahkoda
Selain itu, pemerintah juga bertanggung jawab atas pengelolaan sumber daya alam seperti:
1. Flora dan Fauna yang langka
2. Air tanah dan juga udara agar tidak terjadi pencemaran yang dapat mengganggu bahakan merusak suatu ekosistem
Penerapan semua peraturan pemerintah dan undang-undang yang berlaku mutlak dilaksanakan oleh pemerintah. Didalam pengembangan pariwisata harus merupakan pengembangan yang berncana secara menyeluruh, sehingga dapat diperoleh manpaat yang optimal bagi masyarakat, baik dari segi ekonomi, sosial dan kultural.
Kebijakan pemerintah dalam mengembangkan pariwisata secara umum adalah membuat infrastruktur (tidak hanya bentuk fisik), memperluas berbagai fasilitas, kegiatan koordinasi antar pejabat pemerintah dengan pihak wisata, pengaturan dan promosi internasional. Hampir diseluruh daerah Indonesia terdapat potensi pariwisata, maka harus diperhatikan adalah sarana transportasi, keadaan infrastruktur dan sarana-sarana pariwisata.
2. Dampak Positif dan Negatif yang Timbul dari Kebijakan Pariwisata Terhadap Alam, Budaya, Sosial, Pendidikan, Ekonomi Masyarakat
A. ALAM
ü  Dampak Positif
a. Hewan langka yang hampir punah mulai dilestarikan dengan berbagai cara agar menarik turis, contoh hewan panda yang telah berhasil dikembang biakkan dan terhindar dari kepunahan.
b. menyuburkan tanah yang tandus agar dapat menjadi lahan pertanian atau kebun sehingga dapat dijadikan tempat wisata alam
c. menanami lahan dengan jenis pohon yang menarik contoh pohon pinus sehingga menambah keindahan tempat tersebut sehingga dapat dijadikan tempat spot foto untuk pernikahan misalnya.


o   Dampak Negatif
a. Air mendapatkan polusi dari pembuangan limbah mencuci pakaian, alat makan tamu. Limbah-limbah itu mencemari laut, danau dan sungai. Air juga mendapatkan polusi dari buangan bahan bakar minyak alat transportasi air seperti dari kapal pesiar. Air sungai, danau tidak bisa menjadi tempat wisata lagi, atau tempat berenang alami.
 b. Perjalanan menggunakan alat transportasi udara sangat nyaman dan cepat. Namun, angkutan udara berpotensi merusak atmosfir bumi. Selain polusi udara kendaraan juga menimbulkan kebisingan. Akibat polusi udara dan polisi suara, maka nilai wisata berkurang.
c. Dampak negatif dari pariwisata. Pembangunan fasilitas wisata di pantai dan pulau, pendirian prasarana (jalan, listrik, air), pembangunan infrastruktur (bandara, pelabuhan) mempengaruhi kapasitas pantai dan pulau.Lingkungan tepian pantai rusak (contoh pembabatan hutan bakau untuk pendirian akomodasi tepi pantai),kerusakan karang laut.
d. Aktivitas di pegunungan berpotensi merusak gunung dan area liarnya. Pembukaan jalur pendakian, pendirian hotel di kaki bukit, pembangunan gondola dan pembangunan fasilitas lainnya merupakan beberapa contoh pembangunan yang berpotensi merusak gunung dan menimbulkan bencana
e. Pembabatan pepohonan, bahaya kebakaran hutan (akibat api unggun di perkemahan),koleksi bunga, tumbuhan dan jamur untuk kebutuhan wisatawan merupakan beberapa kegiatan yang merusak vegetasi. Akibatnya, terjadi degradasi hutan (berpotensi erosi lahan), perubahan struktur tanaman. hilangnya spesies tanaman langka dan kerusakan habitat tumbuhan. Ekosistemvegetasi menjadi terganggu dan tidak seimbang.
 f. Kehidupan satwa liar menjadi daya tarik wisata yang luar biasa. Wisatawan terpesona dengan pola hiduphewan. namun, kegiatan wisata mengganggu kehidupan satwa-satwa tersebut. Komposisi fauna berubahakibat:pemburuan hewan sebagai cinderamata, pelecehan satwa liar untuk fotografi, eksploitasi hewan untuk pertunjukan.
B. BUDAYA
ü  Dampak positif
a. Merupakan perangsang dalam usaha pemeliharaan monumen-monumen budaya yang dapat dinikmati oleh penduduk setempat dan wisatawan.
b. Merupakan dorongan dalam usaha melestarikan dan menghidupkan kembali beberapa pola budaya tradisional seperti kesenian, kerajinan tangan, tarian, musik, upacara-upacara adat, dan pakaian.
c. Memberikan dorongan untuk memperbaiki lingkungan hidup yang bersih dan menarik.
d. Terjadinya tukar-menukar kebudayaan antara wisatawan dan masyarakat lokal. Misalnya, wisatawan dapat lebih banyak mengenal kebudayaan serta lingkungan yang lain dan penduduk lokal juga mengetahui tempat-tempat lain dari cerita wisatawan.
e. Mendorong pendidikan di bidang kepariwisataan untuk menghasilkan Sumber Daya Manusia di bidang kepariwisataan yang handal
f.  secara umum pariwisata dapat memperluas lapangan kerja, bertambahnya kesempatan berusaha, meningkatkan pendapatan, terpeliharanya kebudayaan setempat, dikenalnya kebudayaan setempat oleh wisatawan.
g. penggalian, pemeliharaan, dan pengembangan aspek-aspek kebudayaan terutama kesenian, monumen-monumen peninggalan sejarah, dan adat istiadat. memperkokoh kebudayaan Indonesia.

o   Dampak Negatif
a. terjadinya tekanan tambahan penduduk akibat pendatang baru dari luar daerah: timbulnya komersialisasi,  berkembangnya pola hidup konsumtif, terganggunya lingkungan, semakin terbatasnya lahan pertanian, pencernaan budaya, terdesaknya masyarakat setempat
b. tereksploitasinya kebudayaan secara berlebihan demi kepentingan pariwisata.
c. munculnya berbagai kesenian yang awalnya hanya dipentaskan untuk kepentingan upacara agama, kemudian dipertunjukkan untuk kepentingan wisatawan. Demikian juga dijadikannya tempat suci sebagai objek wisata.
C. SOSIAL dan PENDIDIKAN
ü  Dampak Postif
a. Memberikan kesempatan kepada kedua belah pihak untuk saling mengenal kebudayaan masing-masing dalam batas-batas tertentu.
b. Memberikan kesempatan kepada kedua belah pihak untuk mengenal sikap dasar yang dimiliki dalam pergaulan.
c. sebagai akibat pengembangan pariwisata, terjadi: Transaksi kesempatan kerja dari sektor pertanian ke sektor pelayanan, Modernisasi dalam cara-cara pertanian dan penjualan hasil panen, Pemerataan pendapatan masyarakat yang dikunjungi wisatawan, Berkurangnya perbedaan dalam pendidikan dan kesempatan berusaha atau pekerjaan.
d. Kaum wanita memperoleh status baru dari petani tradisionil berubah menjadi pedagang acungan, pemilik took cendera mata, restoran atau bekerja pada kerajinan tangan dan karyawan hotel.
e. Terjadi kelonggaran perlakuan orang tua terhadap anak-anak dari disiplin ketat menjadi anak yang bebas memilih sesuai dengan yang dicita-citakannya
f. Terjadinya perubahan tingkah laku kearah yang positif, terutama dalam etiket dan cara komunikiasi antar sesama.
g.Dapat menghilangkan prasangka-prasangka negatif terhadap etnis atau bangsa lain
h. masuknya teknologi, ilmu pengetahuan yang lebih modern dari negara yang datang sebagai turis.
o   Dampak Negatif
a. adanya golongan yang mampu meniru tingkah laku wisatawan yang sebenarnya tidak cocok dengan kebudayaan setempat. masyarakat meniru perilaku wisatawan.
b. berkembangnya tingkah laku masyarakat yang berorientasi pada konsumsi semata dan pengaruh penyakit masyarakat itu, maka munculah; pelacuran, kecanduan obat, perdagangan obat bius. Mabuk-mabukan dan ketidakpatuhan terhadap undang-undang yang berlaku.
D. EKONOMI MASYARAKAT
ü  Dampak Positif
a. Membuka lapangan kerja bagi penduduk lokal di bidang pariwisata.
b.Dibangunnya fasilitas dan infrastruktur yang lebih baik demi kenyamanan para wisatawan yang juga secara langsung dan tidak langsung bisa dipergunakan oleh penduduk lokal pula.
c. Mendapatkan devisa (national balance payment) melalui pertukaran mata uang asing (foreign exchange).
d. Mendorong seseorang untuk berwiraswasta / wirausaha, contoh : pedagang kerajinan, penyewaan papan selancar, pemasok bahan makanan dan bunga ke hotel,dan lain-lain.
e. Meningkatkan pendapatan masyarakat dan juga pendapatan pemerintah.
f. Memberikan keuntungan ekonomi kepada hotel dan restaurant. Contohnya, wisatawan yang pergi berwisata bersama keluarganya memerlukan kamar yang besar dan makanan yang lebih banyak. Dampak ekonomi tidak langsung dapat dirasakan oleh pedagang-pedagang di pasar karena permintaan terhadap barang/bahan makanan akan bertambah.
o   Dampak negatif
a. Bahaya ketergantungan yang sangat mendalam terhadap pariwisata.
b. Meningkatkan inflasi dan harga jual tanah menjadi mahal.
c. Meningkatkan impor barang dari luar negri, terutama alat-alat teknologi modern yang digunakan untuk memberikan pelayanan bermutu pada wisatawan dan juga biaya-biaya pemeliharaan fasilitas-fasilitas yang ada.
d. Produksi yang bersifat musiman menyebabkan rendahnya tingkat pengembalian modal awal
e. Terjadi ketimpangan daerah dan memburuknya kesenjangan pendapatan antara beberapa kelompok masyarakat.
f. Hilangnya kontrol masyarakat lokal terhadap sumber daya ekonomi.

BAB III
Kesimpulan
Pariwisata yang dikelola dengan baik dan benar akan memberikan dampak yang postif namun apabila hanya terfokus pada meraup keuntungan tanpa mempertimbangankan hal lainnya akan menyebabkan munculnya dampak-dampak negatf yang pastinya akan menimbulkan kerugian. Karena itu baiknya sebagai manusia yang baik kita harus bijak dalam bertindak sehingga tidak merusak alam atau tatanan sosial.
Saran
mengendalikan diri dalam meminimalisir dampak dari aktifitas wisata. Kita juga harus meningkatkan  kualitas lingkungan yang bukan tanggungjawab pemerintah saja tapi juga kita masyarakat.
Daftar Pustaka
Noerjaya. 2011. Kebijakan pemerintah dalam bidang pariwisata.
Hall, Colin Michael. 2000. Tourism Planning: policies, processes and Relationship. England: Pearson Education.
Theobald, W (ed), 2005. Global Tourism. Third Edition: Elsevier.
Wayan, Suardana. 2016. “ANALISIS KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PARIWISATA (Intervensi Melalui Kebijakan Pariwisata Berkelanjutan)”. Bali: Udayana University.